Sebenarnya seseorang itu
terhenti amalnya tatkala datang kematiannya. Tetapi ada beberapa amalan yang
dilakukan pada saat hidupnya dan manfaatnya terus-menerus dipakai, maka
pahalanya akan terus mengalir kepada pelakunya meskipun temponya berlangsung
lama. Dan itu berbentuk segala usaha kebaikan yang bisa bermanfaat bagi manusia
ataupun binatang ternak; seperti wakaf-wakaf untuk kebaikan, pohon-pohon
berguna yang berbuah, sumber-sumber air minum, membangun masjid-masjid dan
madrasah, anak keturunan yang shalih, mengajarkan ilmu bermanfaat dan mengarang
kitab-kitab yang berfaedah.
Hadits yang sudah cukup pouler
dikalangan kaum muslimin tentang putusnya amal anak adam kecuali 3 perkara
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayub dan Qutaibah (yakni Ibnu Sa’id) dan Ibnu Hajar, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Isma’il (dan dia adalah Ibnu Ja’far) dari al-’Ala’i dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda :
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayub dan Qutaibah (yakni Ibnu Sa’id) dan Ibnu Hajar, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Isma’il (dan dia adalah Ibnu Ja’far) dari al-’Ala’i dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda :
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Jika Anak Adam meninggal maka terputus ‘amalnya kecuali
dari 3 (perkara) : Shodaqoh jariyah, ‘ilmu yang bermanfaat, dan anak Sholeh
yang berdo’a baginya” *H.R.Muslim no.1631
Hadits tadi
menunjukkan amalan seseorang putus setelah ia meninggal,kecuali amalan
kebaikan(3 perkara) yang terus bisa dimanfaatkan setelah meninggalnya orang
yang melakukannya, tidak terputus dengan kematian dia. Bahkan pahalanya akan
terus mengalir selama bermanfaat meskipun bisa bertahan sampai lama.
Jadi,jika ada amalan yang tidak
ada penjelasan dari Al-Qur'an,sunnah dan ijma' buat apa kita lakukan? Anak
sholeh yang senantiasa selalu mendo'akannya,jika amalan bid'ah akan tertolak
(ini jelas berdasarkan hadits yang shahih) maka masihkan kita sebagai orang tua
menginginkan do'a dari anak kita yang masih berbalut bid'ah setelah
kita meninggal nanti?
Tak inginkah kita menurunkan ilmu syar'i pada anak-anak kita sebagai bekal hidupnya dan do'a anak kita untuk kita setelah kita tak lagi menginjak dunia ini?
Itulah sebabnya praktek dan amalan-amalan yang tak ada tuntunannya namun berniat untuk mendapatkan pahala seperti tahlilan dan ritual-ritual yang berbalut bid'ah lebih disukai syetan. Sepintas memang apa yang dilakukan dalam tahlilan adalah baik,namun coba kita renungkan,tahlilan hanyalah tradisi,apakah kita mendo’akan orang yang meninggal dunia dengan sebuah tradisi? Tentu Tidak kan?
Tak inginkah kita menurunkan ilmu syar'i pada anak-anak kita sebagai bekal hidupnya dan do'a anak kita untuk kita setelah kita tak lagi menginjak dunia ini?
Itulah sebabnya praktek dan amalan-amalan yang tak ada tuntunannya namun berniat untuk mendapatkan pahala seperti tahlilan dan ritual-ritual yang berbalut bid'ah lebih disukai syetan. Sepintas memang apa yang dilakukan dalam tahlilan adalah baik,namun coba kita renungkan,tahlilan hanyalah tradisi,apakah kita mendo’akan orang yang meninggal dunia dengan sebuah tradisi? Tentu Tidak kan?
Lalu taukah kalian sebenarnya
dari manakah ajaran mengenai tahlilan itu berasal? Ternyata itu berasal dari
agama Hindu,bahkan banyak disebutkan tentang acara selamatan 7,40,100 hari itu
dikitab WEDHA(Kitab Suci Umat Hindu), Mengapa kok agama Islam bisa tercampur
gitu? Wajar saja, karena sebelum Islam masuk ke Indonesia, Ajaran Hindu-Buddha
telah masuk terlebih dahulu ke Indonesia.[berbagai sumber]
Artikel terkait :
Atau lihat di sini :http://www.youtube.com/watch?v=GvCGzLFTRlA
0 comments:
Posting Komentar